Sessegnon: Bakat Besar Inggris yang Masih Berjuang Menemukan Puncaknya

Di dunia sepak bola Inggris, gak sedikit pemain muda yang pernah digadang-gadang jadi “the next big thing”, tapi realitanya gak semua bisa menembus ekspektasi itu. Salah satu nama yang masuk kategori ini adalah Ryan Sessegnon—pemain serbabisa yang pernah bikin geger saat masih remaja, namun kini masih berusaha menemukan performa terbaiknya di Premier League.

Ryan Sessegnon adalah nama yang dulu sering disebut-sebut dalam satu kalimat bareng “wonderkid”, “bintang masa depan Inggris”, dan “bakal jadi starter Timnas”. Tapi perjalanan kariernya gak semulus yang banyak orang bayangkan. Cedera, persaingan ketat, dan tekanan ekspektasi tinggi jadi tantangan yang terus dia hadapi.


Siapa Ryan Sessegnon? Perjalanan dari Fulham Menuju Spotlight

Ryan Sessegnon lahir pada 18 Mei 2000 di Roehampton, London, Inggris. Dia adalah produk akademi Fulham, dan jadi salah satu pemain termuda yang pernah mencetak gol di Championship. Bahkan saat masih 16 tahun, dia sudah jadi starter reguler di tim utama Fulham dan langsung jadi buah bibir media Inggris.

Fun fact: Ryan punya saudara kembar, Steven Sessegnon, yang juga pesepak bola profesional. Tapi jelas, dari keduanya, Ryan-lah yang paling mencolok sejak awal.

Highlight awal kariernya:

  • Debut di tim utama Fulham pada umur 16 tahun.
  • Cetak 15 gol di musim 2017/18—gila untuk pemain sayap!
  • Membantu Fulham promosi ke Premier League lewat play-off.
  • Menangkan penghargaan Championship Player of the Season dan Young Player of the Year.

Pada momen itu, Sessegnon bukan cuma hype lokal. Klub-klub raksasa seperti Manchester United, Liverpool, dan bahkan klub luar Inggris seperti PSG udah pasang mata.


Gaya Bermain Ryan Sessegnon: Lincah, Taktikal, dan Serbabisa

Salah satu daya tarik utama Ryan Sessegnon adalah fleksibilitas. Di usia mudanya, dia sudah bisa main di beberapa posisi:

  • Winger kiri dengan insting gol tinggi.
  • Left wing-back yang rajin bantu serangan.
  • Fullback kiri dengan stamina luar biasa.

Ciri khas gaya main Sessegnon:

  • Punya pace tinggi, bikin bek lawan kesulitan mengimbangi.
  • Tajam dalam cut inside ke kotak penalti dari sisi kiri.
  • Cerdas dalam posisioning—tahu kapan maju dan kapan mundur.
  • Teknik crossing cukup matang, terutama di sistem overlap.
  • Vision oke dalam membaca ruang dan reaksi lawan.

Tapi seiring berjalannya waktu, perubahan posisi dan cedera bikin perannya agak berubah. Dari winger eksplosif, perlahan dia lebih banyak dimainkan sebagai bek atau wing-back.


Transfer ke Tottenham Hotspur: Harapan Besar, Realita Sulit

Pada musim panas 2019, Ryan Sessegnon resmi pindah ke Tottenham Hotspur dengan banderol sekitar £25 juta. Transfer ini dipandang sebagai langkah maju buat kariernya, tapi juga jadi titik awal tantangan besar.

Masalah utama di Spurs:

  • Cedera otot berulang, terutama hamstring, bikin menit main terbatas.
  • Persaingan ketat di posisi bek kiri (bersaing dengan Ben Davies, Reguilón, lalu Perišić).
  • Adaptasi terhadap berbagai sistem (Mourinho, Nuno, Conte, Postecoglou) bikin dia belum punya peran tetap.

Catatan di Tottenham:

  • Lebih dari 50 penampilan dalam 4 musim—jauh di bawah ekspektasi.
  • Cetak 2 gol dan beberapa assist, tapi lebih sering tampil sebagai pelapis.
  • Momen terbaiknya justru datang saat main di UEFA Conference League dan laga-laga rotasi.

Meskipun begitu, beberapa fans masih percaya bahwa Sessegnon butuh satu musim penuh tanpa cedera buat bisa unjuk gigi lagi.


Peminjaman ke Hoffenheim: Menemukan Nafas Baru di Jerman

Musim 2020/21 jadi momen penting karena Sessegnon dipinjamkan ke Hoffenheim, klub Bundesliga yang dikenal sebagai tempat pengembangan talenta muda. Di sini, dia kembali main reguler dan nemu kepercayaan diri yang sempat hilang.

Performa di Hoffenheim:

  • Main di 29 pertandingan semua kompetisi.
  • Mendapat menit main reguler sebagai wing-back kiri.
  • Dipuji media Jerman karena kemampuan duel satu lawan satu dan pergerakan off the ball.

Masa pinjaman ini jadi sinyal bahwa Sessegnon belum habis. Tapi setelah kembali ke Spurs, masalah cedera datang lagi dan bikin momentumnya menghilang.


Peran di Timnas Inggris: Masih Jauh dari Harapan

Di level internasional, Sessegnon sempat jadi andalan di timnas U-17, U-19, dan U-21 Inggris. Dia bahkan jadi bagian dari tim pemenang Euro U-19 tahun 2017. Tapi hingga kini, dia belum pernah tampil untuk timnas senior.

Faktor penghambat:

  • Minimnya menit bermain di level klub.
  • Banyaknya pemain top di posisi kiri Inggris (Luke Shaw, Ben Chilwell, Tyrell Malacia).
  • Masalah kebugaran yang terus datang silih berganti.

Namun, di usianya yang masih 24 tahun, kesempatan itu belum tertutup sepenuhnya. Tapi waktunya sempit—kalau dalam dua musim ke depan dia nggak bangkit, sulit menembus skuad Gareth Southgate atau pelatih masa depan Inggris.


Statistik Kunci Ryan Sessegnon

Walau menit mainnya terbatas dalam beberapa musim terakhir, data tetap ngasih insight tentang kontribusi Ryan Sessegnon:

  • Sprint per match (ketika fit): 20+
  • Umpan silang sukses: 27%
  • Intersep per 90 menit (sebagai wing-back): 1.6
  • Touches di area lawan per laga: 32
  • Rata-rata rating WhoScored saat fit: 6.8 – 7.1

Statistik ini nunjukin bahwa saat dalam kondisi prima, Sessegnon bisa jadi senjata ofensif maupun defensif yang balance.


Fakta Menarik Tentang Ryan Sessegnon

  • Kembarannya, Steven, juga bermain di posisi bek kanan—dan pernah satu tim di Fulham.
  • Sempat masuk daftar Golden Boy Award tahun 2018 bareng Mbappé, De Ligt, dan Trent Alexander-Arnold.
  • Punya kebiasaan bawa sepatu sendiri dari rumah—katanya lebih nyaman.
  • Pernah dinobatkan jadi pemain termuda yang bikin hat-trick di Championship.
  • Fans berat Ashley Cole dan mengaku terinspirasi dari gaya mainnya.

Apa yang Masih Bisa Diasah dari Sessegnon?

Biar bisa kembali ke jalur top level, Ryan Sessegnon harus menang di beberapa aspek berikut:

  • Konsistensi fisik: gimana pun, dia harus bebas cedera satu musim penuh.
  • Kepercayaan diri: tampil berani, ambil risiko seperti dulu di Fulham.
  • Keputusan final: crossing, shooting, dan kombinasi di sepertiga akhir masih kurang tajam.
  • Menentukan posisi terbaiknya: winger? fullback? wing-back? Harus fokus di satu.

Kesimpulan: Ryan Sessegnon, Bukan Wonderkid Biasa—Tapi Masih Bisa Bangkit

Ryan Sessegnon sempat ada di jalur bintang, dan meskipun kariernya belok dan tersendat, perjuangannya belum selesai. Di usianya sekarang, dia masih bisa bangkit dan tunjukin kenapa dulu dia disebut sebagai salah satu talenta paling menjanjikan di Inggris.

Dia punya semua tools: teknik, kecepatan, pemahaman taktik, dan pengalaman di berbagai sistem. Tinggal satu: konsistensi dan kebugaran. Kalau itu bisa dia atur, kita mungkin bakal liat Ryan Sessegnon versi terbaiknya dalam waktu dekat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *