
Kalau lo cari striker flamboyan, dengan dribel-dan-gocek-dan-gol, Islam Slimani bukan orangnya. Tapi kalau lo butuh pemain depan yang rela lari nonstop, lompat duel udara 90 menit, dan tetep punya finishing mumpuni? Slimani masuk banget.
Islam Slimani adalah striker tipe “berisik”—bukan secara mulut, tapi gaya main. Gak pernah diam, selalu cari bola, dan sering banget bikin gol yang kelihatan “kebetulan”, padahal itu hasil positioning dan insting tajam. Kariernya naik-turun, tapi satu hal gak pernah berubah: Slimani ngasih segalanya di lapangan.
Yuk kita ulik kisahnya — dari Aljazair, ngetop di Portugal, jadi transfer mahal Premier League, dan tetap bertahan jadi andalan timnas.
Awal Karier: Lahir dari Liga Aljazair, Bukan Akademi Elite
Slimani lahir di Aljir, ibu kota Aljazair, tahun 1988. Beda dari banyak striker top dunia, dia gak dibesarkan dari akademi Eropa atau sistem elit. Dia berkembang di liga lokal, tampil buat CR Belouizdad, dan baru mulai dapet perhatian saat usia udah 23-24.
Tapi sejak awal, dia nunjukin satu hal yang gak bisa diajarin:
keinginan kuat buat ngegigit. Mentalitas juang. Gak gampang nyerah. Dan itu jadi modal dia sampai ke Eropa.
Sporting CP: Waktunya Meledak
Tahun 2013, Slimani pindah ke Sporting Lisbon (CP), dan di sinilah dunia mulai ngenal siapa dia sebenarnya. Awalnya, dia cuma striker cadangan. Tapi pelan-pelan, dia rebut tempat utama.
Musim 2015/16 jadi musim terbaiknya:
- 31 gol di semua kompetisi
- Top scorer tim
- Rajin nyetak gol di laga penting
- Jadi striker utama di tim yang main cepat dan direct
Dia bukan pemain paling teknikal, tapi kombinasi antara:
- positioning cerdas
- tajam di udara
- finishing solid
- dan mental “gak bisa diam” bikin dia striker yang sangat efektif.
Banyak klub mulai ngelirik. Dan akhirnya datang tawaran besar dari Inggris.
Leicester City: Transfer Mahal yang Gak Sesuai Ekspektasi
Setelah jadi juara Premier League di musim 2015/16, Leicester City mulai bangun skuat buat Liga Champions.
Mereka beli Slimani dari Sporting dengan harga £28 juta — jadi pembelian termahal klub saat itu.
Ekspektasinya? Slimani bakal jadi partner cocok buat Jamie Vardy, atau alternatif buat main dengan gaya lebih “bola atas.”
Awalnya Slimani tampil oke:
- Cetak 8 gol di musim pertamanya
- Rajin assist lewat duel udara
- Tajam di bola mati
Tapi masalahnya:
- Gaya main Leicester terlalu ngandelin counter cepat
- Slimani bukan sprinter
- Dia cocok di tim yang “kasih dia umpan ke kotak penalti,” bukan tim yang ngarep dia lari dari tengah
Hasilnya? Slimani gagal jadi reguler, dan mulai masuk rotasi — bahkan rotasi ke bangku cadangan.
Pinjaman ke Sana-sini: Sempat Bangkit, Sempat Tenggelam
Setelah musim debut yang setengah matang, Slimani mulai dipinjemin ke beberapa klub:
1. Newcastle United (2018)
- Datang saat klub krisis striker
- Cedera, cuma main 4 kali
- Gak ada gol
2. Fenerbahçe (2018/19)
- Harapan tinggi di Liga Turki
- Cuma 5 gol
- Masalah adaptasi + tekanan fans besar
3. AS Monaco (2019/20)
Nah, ini dia momen comeback tersembunyi-nya Slimani.
Di Monaco, dia dapet partner ideal: Wissam Ben Yedder.
Hasilnya?
- 9 gol dan 7 assist dalam 18 laga
- Salah satu duet paling produktif Ligue 1 waktu itu
- Tapi… konflik internal + pelatih ganti = dia balik lagi ke Leicester
Kata banyak orang: kalau dia stay satu musim full di Monaco, dia bisa cetak 20+ gol dengan mudah.
Lyon dan Kembalinya ke Portugal
Setelah kontraknya habis, Slimani sempat gabung Lyon, tapi menit mainnya minim. Akhirnya dia balik ke Sporting tahun 2022.
Fans Sporting sempat berharap “nostalgia moment,” tapi Slimani udah gak secepat dulu, dan taktik juga berubah. Akhirnya, dia hengkang lagi, kali ini ke Brest, lalu sempat ke Belgia dan klub-klub menengah lainnya.
Performa? Masih bisa nyetak gol. Tapi jelas, masa emas udah lewat.
Timnas Aljazair: Slimani = Pahlawan
Kalau di klub Slimani sering rotasi, di timnas Aljazair dia raja.
- Top scorer sepanjang masa Aljazair
- Lebih dari 40 gol internasional
- Main di Piala Dunia 2014, dan cetak gol lawan Korea Selatan
- Bagian penting dari skuat juara Piala Afrika 2019
Dia bukan cuma striker. Buat publik Aljazair, dia:
- Simbol perjuangan
- Bukti bahwa pemain bisa sukses walau gak berasal dari sistem elit
- Sosok yang selalu kasih segalanya untuk negara
Skillset: Gak Fancy, Tapi Fungsional Banget
Slimani itu striker:
- Fighter sejati – duel udara? all-in.
- Baca ruang bagus – sering banget nyelip di antara dua bek dan nunggu bola
- Ngerusak garis pertahanan – meski gak lari cepat, tapi gerakannya ngacak marking
- Finishing oke – heading kuat, kaki kanan-kiri oke, first-time shot mantap